Terbangun dari Koma 10 Bulan Karena Telepon dari Bali
Mathew Taylor sudah koma 10 bulan setelah mengalami kecelakaan sepeda motor di Bali. Melihat kondisinya, dokter bahkan mengatakan ia mungkin tidak akan bangun lagi. Namun tanda kehidupan tiba-tiba saja muncul, Taylor menangis untuk pertama kalinya setelah mendengar suara tunangan di Bali.
Selama 10 bulan, Mathew Taylor (31 tahun) terbaring di rumah sakit, tak sadarkan diri dan tidak responsif sama sekali. Luka-luka yang diderita Taylornya sangat parah hingga keluarganya pun sudah diperingatkan bahwa ia tidak akan pernah bangun lagi.
Tapi kemudian datang panggilan telepon yang mengubah segalanya. Dari rumahnya di Bali yang 7.000 mil jauhnya, sang tunangan Handayani Nurul mengobrol dengannya. Mendengar suara Anda, panggilan akrabnya, tiba-tiba saja air mata Taylor mengalir di pipi.
Itu adalah pertama kalinya pria 31 tahun tersebut menunjukkan tanda-tanda pemulihan sejak mengalami patah tulang tengkorak dalam kecelakaan yang mengerikan di pulau Bali.
"Dia meneteskan air mata saat kami menempelkan telepon di telinganya. Dia (Nurul) bertanya sesuatu pada Taylor dan dia menjawab 'ya' dalam diam. Kemudian air mata turun di wajahnya. Itu brilian," jelas Simon Moorem, ayah Taylor, seperti dilansir Dailymail,Jumat (8/6/2012).
Kini tiap kali ada telepon, Taylor selalu berusaha untuk mengangkat tangan. Setiap kali mendengar suara dari telepon selalu ada perubahan dalam diri Taylor.
Taylor yang berasal dari Overseal, Derbyshire, Inggris, bertemu dengan Handayani Nurul (27 tahun) setelah ia pindah ke Indonesia tahun 2009 untuk mengajar Bahasa Inggris. Ia pindah ke Indonesia 18 bulan sebelum kecelakaan sepeda motor yang mengerikan.
Pasangan ini pun sudah merencanakan pernikahan sebelum akhirnya Taylor mengalami kecelakaan sepeda motor yang mengerikan di Bali pada 9 Juli tahun lalu.
Selain tengkoraknya retak, ia harus merekonstruksi soket mata dengan menggunakan tulang yang diambil dari pahanya.
Setelah menjalani operasi, Taylor mengalami koma panjang dan tetap dalam keadaan vegetatif sejak saat itu. Pada bulan Oktober, Taylor dipindahkan kembali ke Inggris dan orangtuanya terus berjaga di samping tempat tidurnya di Royal Derby Hospital.
Anda yang merupakan lulusan dari Sastra Belanda Universitas Indonesia, bisa mengamankan visa sehingga bisa bergabung menemani Taylor selama tiga bulan, tetapi setelah itu ia terpaksa pulang ke Bali.
Luke Griggs, juru bicara yayasan amal cedera otak Headway, mengatakan Taylor bisa sembuh total.
"Program 'gairah koma' sering digunakan untuk mencoba merangsang pasien yang berada dalam kondisi penurunan kesadaran, seperti koma atau keadaan vegetatif persisten. Periode ini direncanakan dengan stimulasi dalam bentuk suara, bau, sentuh dan rasa, yang digabungkan dengan periode istirahat total agar tidak membebani indera seseorang," jelas Luke Griggs.
Meskipun setiap kasus individu berbeda, secara umum semakin lama seseorang berada dalam keadaan penurunan kesadaran, semakin kecil kemungkinannya untuk sembuh total.
"Kami telah mendengar beberapa contoh orang bangun dari koma dan membuat pemulihan yang baik dan hidup bahagia. Contoh seperti ini menunjukkan bahwa program gairah koma juga mungkin efektif," pungkas Luke Griggs.
Koma adalah keadaan di mana seseorang tidak menyadari dari lingkungan diri dan eksternal, serta tidak mampu secara sadar merasa, berbicara, mendengar, atau bergerak.
Dokter biasanya memantau tingkat kesadaran dengan menilai respons mata, verbal dan gerakan.
Koma biasanya berlangsung selama kurang dari dua sampai empat minggu. Kasus yang tidak biasa untuk tetap dalam keadaan koma selama berbulan-bulan atau bahkan tahun. Umumnya, semakin lama orang tersebut mengalami koma, semakin buruk prospeknya untuk bisa hidup.
Sumber : DetikHealth
0 comments:
Post a Comment