21 Hari Mencari Jodoh 486x60
Paket Minyak Cinta 728x90

Thursday, June 11, 2015

Bagaimana Sosok Margaret Ibu angkanya Angelina

IBU mana yang tidak terpukul ketika mengetahui buah hatinya ditemukan sudah tidak bernyawa? Itu pula yang terlihat dari Margareith CH Megawe, 50, ibu angkat Ang, bocah 8 tahun yang ditemukan tewas mengenaskan.

Margareith tampak tidak bisa membendung kesedihannya ketika jenazah Ang ditemukan di bawah kandang ayam di halaman belakang rumahnya. Namun, apakah kesedihan itu murni karena rasa kehilangan atau ada perasaan lain?

Dugaan Ang dibunuh mencuat karena saat lokasi jasadnya diketahui, ditemukan pula seutas tali plastik. Meskipun belum diketahui fungsinya, namun kuat dugaan bahwa tali itu digunakan untuk menjerat Ang.

Margareith adalah orang pertama yang dicurigai karena dialah yang selama ini disebut-sebut melakukan penyiksaan terhadap Ang. Wanita asal Kalimantan bersuamikan warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat itu mengatakan bahwa Ang adalah anak yang diangkatnya sejak berumur 3 hari.

Sebelumnya, Margareith telah memiliki dua orang anak perempuan, yakni Yvone dan Cristina. Sedangkan Ang merupakan anak kandung pasangan Rusidik, 30 asal Banyuwangi dan Hamidah, 27, yang dulu sempat bekerja di dekat tempat tinggal Margareith.

Saat melahirkan Ang, pasangan itu mengaku tidak memiliki biaya. “Dan saat itu Ibu Margareith dan suaminya datang mau membantu biaya persalinan. Namun dengan anak itu diserahkan kepada Ibu Margareith,” ujar Hamidah saat dimintai keterangan Polsek Denpasar Timur beberapa hari setelah ANG menghilang.

Kini diketahui bahwa Rusidik dan Hamidah telah berpisah. Hamidah juga sudah menikah lagi.

Keluarga Margareith melaporkan hilangnya Ang pada 16 Mei 2015 lalu saat bermain di halaman rumahnya. Namun, laporan itu justru memicu keraguan dan memunculkan teka-teki.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak kepolisian untuk menemukan Ang. Mulai dari menurunkan anjing pelacak pada  hari keempat hilannya Ang, hingga mengerahkan tim gabungan Polresta Denpasar dan Polda Bali untuk memburu orang tua kandungnya di Banyuwangi.

Upaya pencarian terhadap Ang juga dilakukan oleh keluarganya lewat media sosial Facebook. Bahkan sebuah halaman di Facebook dibuat untuk menemukan Ang dilengkapi sayembara berhadiah Rp 40 juta bagi orang yang menemukan ANG. Namun, hasilnya nihil.

Dalam proses pencarian, muncul beberapa kesaksian yang mengungkapkan bahwa Ang sering diperlakukan tidak layak oleh sang Ibu angkat. Menurut pengakuan dari Agus, 26, yang merupakan pembantu di rumah Margareith, Ang sering mendapat perlakuan yang buruk dari ibu angkatnya itu.

Apalagi jika Ang lupa memberi makan hewan peliharaannya seperti ayam, anjing, dan kucing, maka perlakuan kasar pasti diterimanya. Bahkan saat terlihat terakhir kali sebelum menghilang pada Sabtu lalu (16/5), sedang memberi makan ayam sembari menangis dengan bibir mengeluarkan darah.

Ang memang diberikan tugas oleh Margareith untuk memberi makan ayam ternak, anjing dan kucing peliharaannya setiap hari. “Saya tanya kenapa dia (Ang, red) dia jawabnya tidak jelas karena sambil nangis, bilangnya sih dipukul,” ujar Agus Selasa lalu (19/5).

Dikuatkan lagi oleh kesaksian dari wali kelas Ang, Putu Sri Wijayanti yang menyebut bocah malang itu sering terlambat tiba di sekolahnya, SDN 12 Sanur dengan alasan harus memberi makan ayam yang jumlahnya ratusan. “Sekolahnya jalan kaki dan lumayan jauh, jadi sering terlambat, membawa buku pelajaran juga sering tidak sesuai dengan mata pelajaran hari itu,” ujar wali kelas IIB, SDN 12 Sanur itu.

Putu mengaku beberapa kali memandikan Ang di sekolah. Sebab, beberapa kali kondisi tubuh dan rambutnya kotor dan bau kotoran ayam.

Hal yang sama juga dikatakan oleh salah satu tetangga yang bersaksi bahwa Margareith kerap kali berteriak-teriak tidak jelas. “ Setiap malam sering teriak-teriak, memang ibu itu orangnya tertutup apalagi semenjak ditinggal meninggal oleh suaminya,” jelas Mustrah, 34.

Kesaksian itu menimbulkan tanda tanya mengenai hilangnya Ang. Apakah Ang diculik atau sengaja kabur dari rumah?

Sikap Margareith yang temperamental kembali ditunjukannya ketika Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mendatangi rumahnya Minggu lalu (24/5) guna membantu menemukan Ang. Namun, Margareith malah mengancam akan membunuh siapapun yang ingin mengambil Ang darinya.

“Kita berkunjung bukan ke rumah, tetapi ke kandang ayam, ibu dari Angeline juga terlihat temperamental dengan mengancam seperti itu, mungkin juga karena luapan emosi seseorang yang tidak bisa dia bendung setelah anaknya hilang,” ujar Arist saat menyampaikan hasil kunjungannya di Mapolresta Denpasar, Senin (25/5).

Kedatangan Arist diikuti oleh kunjungan berturut-turut dari P2TP2A Kota Denpasar, yang diwakili oleh dua orang pengacaranya, Siti Sapura atau Ipung dan G.A.Ag.Yuli Marhaeningsih.  Margareith yang saat itu berada di dalam rumah malah tidak mau bertemu dengan kedua pengacara yang bermaksud membantunya dalam kasus tersebut.

“Sangat kecewa ya, ibunya malah tidak kooperatif dalam upaya untuk menemukan Angeline. Ibunya ada di dalam tetapi tidak mau menemui kita, ini yang semakin menguatkan dugaan negatif yang beredar di publik,” ucap Ipung penuh kekecewaan.

Kasus itu juga menarik simpati dari dua orang menteri di Kabinet Kerja. Yakni Menteri PAN-RB, Yuddy Chrisnandi dan Menteri PP-PA, Yohana Yembise. Semuanya datang untuk menunjukkan rasa simpati dan ingin membantu keluarga.

Namun, nyatanya niat baik itu tidak disambut secara baik oleh Margareith beserta kedua anak kandungnya. Mereka malah terkesan menghindar dan tertutup. Bahkan Yuddy diusir saat hendak masuk ke halaman rumah.

“Niat kita kan untuk menyampaikan simpati atas kejadian ini, kalau tidak dizinkan masuk ya tidak apa-apa,” ucap Yuddy sembari meninggalkan rumah Margareith pada Jumat lalu (5/6).

Kedua menteri itu lantas mendesak pihak kepolisian agar segera menemukan Ang karena sudah hampir satu bulan upaa pencarian tidak menemukan titik terang. Di samping itu, pihak keluarga yang tidak kooperatif juga membuat Yohana meminta pihak kepolisian untuk kembali melakukan pemeriksaan terhadap Margareith dan kondisi rumahnya yang  sangat tidak layak.

Sementara itu, pihak keluarga Ang sempat menggelar acara dengan menyusuri jalan dari rumahnya menuju SDN 12 Sanur guna menyebarkan selebaran berisi deskripsi tentang bocah yang sering disia-siakan itu. Aksi serupa juga diselenggarakan oleh yayasan Safe Childhood Foundation untuk siapapun yang bersimpati terhadap ANG. “ Kami menunjukkan rasa simpati lewat aksi ini untuk dapat segera menemukan ANG,” ujar Natali, ketua Yayasan Safe Childhood Foundation Bali.

Di luar itu, proses pencarian secara supranatural juga sudah dilakukan beberapa kali oleh pihak kepolisian. Dari hasil ritual secara niskala, Ang diajak oleh mahluk halus penunggu pura di depan rumahnya.

“Ang diajak oleh mahluk halus yang menunggui pura ini karena merasa kasihan kepada Ang yang diperlakukan kasar,”  ujar Jero Kereg, paranormal asal Singaraja beberapa waktu lalu.

Pada akhirnya guru dan kepala sekolah tempat Ang menimba ilmu memutuskan kembali melakukan ritual secara niskala di pura itu Selasa lalu (9/6). Ritual ternyata diwarnai dengan kerauhan (kesurupan, red) yang dialami oleh Ketut Rute, kepala sekolah SDN 12 Sanur.

Terdengar pula ada suara mirip suara Ang berteriak “Maaa..” memanggil sang ibu.  “Kita semua berharap agar ANG segera ditemukan dalam keadaan apapun,” ujar Ketut Rute.

Dan seluruh teka-teki itu terjawab pada Rabu kemarin (10/6), ketika tim gabungan memeriksa seluruh bagian rumah Ang dan sesosok jenazah gadis mungil ditemukan terkubur di halaman belakang rumahnya, tepatnya di bawah kandang ayam.

sumber : http://www.jpnn.com/read/2015/06/11/308950/Siapakah-Sosok-Margareith-Sang-Ibu-Angkat-Ang-yang-Malang

Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments:

Post a Comment